Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ROCK ASPHALT, ASPAL ALAM DI PULAU BUTON INDONESIA

Aspal merupakan bahan yang telah digunakan sejak dahulu, hingga sekarang aspal digunakan untuk jenis jenis pekerjaan perkerasan, atap, pipa dan lain-lain. Salah satu penghasil aspal alam terbesar di Indonesia ada di pulau Buton.
Aspal alam antara lain terdapat di lake asphalt (danau aspal), rock asphalt di pulau Buton, dan sand asphalt. Yang akan saya bahas di sini adalah rock asphalt yang terdapat di pulau Buton.
Jenis aspal ini sering juga disebut BUTAS (Buton aspal), terdapat pada batu-batu karang sehingga bercampur dengan kapur (CaCo3). Umumnya berupa susunan bahan 35% bahan bitumen, 60% bahan  mineral, dan 5% bahan lainnya.


Proses terjadinya rock aphalt adalah terjadi pada daerah yang mengandung minyak bumi dan aspal. Akibat terjadinya gerakan-gerakan pada lapisan kulit bumi menyebabkan terjadinya penurunan atau retak-retak pada permukaan bumi. Dengan adanya tekanan dari bawah lapisan kulit bumi, mengakibatkan keluarnya minyak bumi. Apabila tekanan yang terjadi berkekuatan besar, maka minyak bumi akan keluar dengan membawa aspal yang dikandungnya, akan tetapi sebaliknya, apabila tekanan yang terjadi itu lemah, maka minyak bumi hanya merembes melalui retakan kulit bumi sedangkan aspalnya tertinggal.
Proses perjalanan minyak bumi tadi, akan melalui batuan-batuan yang sifatnya porous sehingga minyak bumi yang mengandung aspal akan meresap pada lapisan batuan porous tersebut dan terjadilah rock asphalt.
Mengingat terjadinya rock asphalt ini, maka akan terjadi jumlah kandungan/kadar bitumen yang ada tidak merata. Batu aspal dari pulau Buton, menurut kadar bitumennya dibagi dalam 2 jenis yaitu batu aspal yang kadar bitumennya > 20% dan batu aspal yang kadar bitumennya < 20%. Jenis aspal yang kadar bitumennya > 20% bisa langsung digunakan untuk mengaspal jalan dan umumnya dipilih yang kadar bitumennya antara 25-35%.
Sifat-sifat BUTAS seperti halnya dengan aspal keras pada umumnya, batu aspal apabila terkena panas akan berubah keadaannya dari keadaan keras menjadi plastis. HIngga suhu 30 derajat celcius batu aspal masih bersifat rapuh dan mudah pecah. Sehingga apabila dibutuhkan butiran batu aspal yang berukuran kecil, maka pemecah bongkahan batuan aspal dilakukan pada suhu yang rendah. Suhu diantara 40-50 derajat celcius akan bersifat plastis dan jika dipukul akan sulit pecah. Di atas suhu 60 derajat celcius maka batu aspal sudah bersifat sangat plastis.

Posting Komentar untuk "ROCK ASPHALT, ASPAL ALAM DI PULAU BUTON INDONESIA "